Resume Materi CISAK 2012 (Plenary Talk)

Selasa, 31 Maret 2015

Plenary Talk 1
Bapak Warsito P. Taruno
TOWARDS INDONESIA'S TECHNOLOGICAL RESURRECTION AND INDUSTRIAL SELF-RELIANCE

Berbicara tentang teknologi, sebenarnya Indonesia adalah pendahulu teknologi dunia. Jauh sebelum Amerika ditemukan, apalagi Jepang dan Korea dengan teknologinya sekarang. Abad VII Indonesia sudah menguasai dunia dengan teknologi baharinya. Bagaimanakah kapal pinisi-kapal pinisi sanggup dibuat? Desain dan teknologinya saat itu sudah sangat tinggi hingga sang kapal mampu mengarungi lautan dan menjadi begitu terkenal.

Pada tema ini Pak Warsito berbagi tentang tiga perusahaan swasta nasional yang memiliki peran besar dalam bidang teknologi.
1. Terafulk Megantara Design, perusahaan manufaktur ini dibangun oleh Dr.Kaharuddin Djenad, M.Eng.
2. Versatille Silicon Company, perusahaan pembuat IC ini dibangun oleh Dr.Eko, salah seorang peneliti elit di PT.Sony dan memutuskan untuk kembali ke Indonesia
3. Edwar Technology, perusahaan R&D yang merupakan rantai level ke-1 dalam global supply chain

Di sini tidak akan dibahas ulang mengenai profil ketiga perusahaan tersebut. Yang ingin Pak Warsito sampaikan adalah motivasi kepada para mahasiswa dan peneliti untuk membangun negeri. Tidak berhenti ilmunya hanya pada lembaran kertas dan disertasi. Pendiri ketiga perusahaan tersebut memiliki kesamaan, yakni bahwa mereka pernah belajar di luar negeri, pernah bekerja untuk negeri orang, tetapi memutuskan untuk kembali dan membangun di negeri sendiri. Ada beberapa poin penting yang menjadi kunci.

Pertama, bagaimana kita melihat adanya peluang dan mengambil kesempatan. Para pendiri perusahaan tersebut sadar bahwa mereka memiliki ilmu untuk dimanfaatkan, memiliki teman dan jaringan untuk mengembangkan sesuatu yang lebih besar, dan melihat bahwa inilah kesempatan itu.

Kedua, keberanian dalam mengambil keputusan. Keputusan untuk kembali ke Indonesia di saat sudah memiliki nama besar dan posisi nyaman di perusahaan asing bukanlah sesuatu yang ringan. Tetapi bukankah hanya mereka yang berani yang akhirnya berhasil untuk membangun perubahan?

Ketiga, membangun kapasitas.

Keempat, membuat rantai kerja.

Kelima, mengelola rantai kerja tersebut.

Dalam global supply chain aktivitas, dapat dikategorikan tiga level alur:
Level 1: basic research & technology
Level 2: R&D and manufacturing
Level 3: bussiness / customer service

Pada setiap level terdapat dinding barrier yang tinggi. Itulah mengapa para pemberani harus melewatinya jika ingin membuat perubahan. Rantai level ke-3 adalah rantai yang paling banyak menyerap sumber daya (tenaga kerja), juga merupakan ujung tombak dari penerapan basic research yang berada di rantai level 1. Para peneliti tidaklah boleh puas hanya dengan hasil penelitiannya. Ia harus menjadikannya bermanfaat untuk orang lain. Karena itulah dinding-dinding pembatas tersebut harus kau lampaui.

"You must be the first, the best, or different."
"Pushing the limit, going through the thresholds."
"How hard you can push yourself the very end?"

Plenary Talk 2
Bapak Ir. Yudiutomo Imardjoko, M.Sc., Ph.D.
PT. Batan Teknologi (Persero)
STRATEGY FOR PRODUCTION AND MARKETING RADIOISOTOPE FROM INDONESIA

Haduh, bingung nih nulisnya. Yang jelas bapak yang satu ini juga keren banget...

Beliau bukan hanya peneliti cerdas, tetapi juga pebisnis yang cemerlang. Beliau yang mendobrak berbagai sistem birokrasi yang merumitkan dan mengangkat Batan menjadi PT. Nuclear Industry Indonesia. Beliau salah satu pemain utama yang berhasil membuat rantai kerja level ke-1 berhasil sampai pada tahap level-level berikutnya dan membuat siklus yang saling menguntungkan. Biaya produksi yang awalnya 400 USD per gram currie (satuan nuklir) menjadi 70 USD. Ekspor penjualan sudah menjangkau Malaysia, China, Jepang, India, Vietnam, Bangladesh, dan Filipina dengan harga jual antara 1000-1900 USD. Ini ya, yang disebut dengan added value... Harga jual bisa mencapai 10 sampai 20 kali lipat dari biaya produksi. Pesannya, "Ayo belajar, ayo membangun Indonesia!" ^^

Plenary Talk 3
Bapak Suharna Surapranata
THE FUTURE OF TECHNOLOGY IN INDONESIA CHALLANGE AND OPPORTUNITY

Pak Suharna membahas tentang inovasi. Belum dikatakan inovasi jika suatu temuan tidak dapat memberikan manfaat atau tidak dapat digunakan dan hanya menjadi seonggok kertas. Daya saing Indonesia masih berada jauh di bawah negara-negara lainnya. Peringkat 1 dimiliki oleh Switzerland, peringkat 2 Singapore, Korea berada di peringkat 24, sementara Indonesia berada pada peringkat 46. Pembelanjaan Indonesia dalam bidang riset pun masih sangat rendah (GDP R&D), yakni 0.08% dari APBN. (perasaan dari dulu gak naik-naik ya persentasenya -_____-")

Nomor 1 GDP? Ternyata diraih oleh Israel..

Fffiuuh... banyak deh yang dibahas oleh Pak Suharna dan membuat semua orang termotivasi. Intinya, membangun bangsa itu tidak bisa dilepaskan dari membangun IPTEK. Jadi, jangan pernah berhenti belajar. Jangan berhenti untuk memberi manfaat pada orang lain. Saya dan teman-teman satu tim lalu saling pandang dan berkata, "Paper kita sepertinya harus dilanjutkan. Tidak boleh berhenti hanya di poster. Dan harus melibatkan banyak orang."

Insya Allah, Insya Allah, Insya Allah....
Semoga niatan ini diridhoi oleh-Nya. Kita tidak boleh berhenti hanya sampai di sini.

***

For my beloved friends, sisters, and partners.
Bersyukur Allah Swt mempertemukan aku dengan kalian..


0 komentar:

Posting Komentar