Komunikasi Efektif dan Berpengaruh pada Anak (resume seminar)

Kamis, 26 April 2018

Metode hypnosis menjelang anak tidur


Peringatan Hari Kartini di Kota Bogor tahun ini dimeriahkan oleh salah satu kegiatan peragaan busana adat untuk anak dan seminar parenting bersama seorang praktisi hypnoparenting, Ibu Titik Maryani, SE.Ak. CHt. dengan tema “Tips & Trik Membangun Komunikasi yang Efektif dan Berpengaruh pada Anak”. Saya ingin sedikit berbagi hasil seminar yang saya ikuti bersama komunitas Cacabun (Cerita Cinta Ibu dan Anak). Semoga bermanfaat ya.

Seminar ini dibawakan oleh seorang praktisi hypnoparenting, Ibu Titik Maryani, SE.Ak. CHt. Acara seminar diawali dengan melakukan senam otak bersama, dilanjutkan dengan permainan ilusi mata untuk menguji konsentrasi para peserta seminar. Lumayan, penyegaran di siang hari yang biasanya membawa kantuk dan sulit fokus. Hehe... Setelah para peserta yang didominasi kaum ibu fokus, barulah materi dimulai.

Secara singkat materi seminar berisi tentang definisi komunikasi efektif dan penerapan metode hypnoparenting dalam mencapai komunikasi efektif terhadap anak. Komunikasi dibagi menjadi komunikasi verbal (tulis, lisan) dan komunikasi non-verbal (mimik, intonasi, ekspresi, sentuhan, isyarat, gerakan tubuh, dll.). Efektif  dalam komunikasi bermakna tepat sasaran dan sesuai dengan tujuan komunikasi. Lalu apa sajakah tantangan berkomunikasi dengan anak pada masa sekarang?

Beberapa orangtua menyampaikan bahwa kondisi anak-anak sekarang lebih cuek, susah kalau dipanggil atau diminta tolong. Ada pula yang mengeluhkan bahwa kalau anak sudah fokus sama televisi dan gadget, akan menjadi lebih cuek dan apatis lagi. Tantangan lainnnya adalah anak-anak zaman sekarang lebih ‘berani’ pada orangtua. Orangtua berkata satu kata, mereka membalas seribu kata. Ada banyak tantangan dan permasalahan lainnya yang dikeluhkan oleh para orangtua.

Sejenak marilah kita saksikan video tentang “Nilai Mama” terhadap anak berikut  https://www.youtube.com/watch?v=pxt5S4ZgTAU (“Nilai Mama”).

Bagi para orangtua, khususnya ibu yang lebih banyak berinteraksi dengan anak, ada berbagai macam perilaku anak yang membuat ibu kesal dan lelah. Sang ibu pun memberikan nilai negatif terhadap anak. Namun, tahukah bahwa bagi anak, sosok ibu adalah ‘dunia’ baginya?

Pada dasarnya, tidak ada anak yang bermasalah. Semua kesalahan yang dilakukan anak adalah karena kesalahan program yang dimasukkan ke dalam pikiran anak. Bu Titik menyampaikan bahwa secara umum 77% program yang dimasukkan ke pikiran anak adalah salah. Darimana sajakah program-program tersebut masuk? Dari lingkungan. Dan lingkungan terdekat anak adalah orangtua. Selanjutnya kerabat (termasuk yang tinggal bersama di rumah), teman, guru, televisi, internet, dan buku. Padahal setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, orangtua-nya lah yang menjadikan ia seorang yahudi, nasrani, atau majusi (HR. Bukhari no.1296). Termasuk perilaku anak juga adalah cerminan dari orangtua dan lingkungannya.
Lihat video https://www.youtube.com/watch?v=5JrtpCM4yMM (“Children See Children Do”).

Selanjutnya adalah pembahasan mengenai hypnoparenting. Hypnoparenting merupakan seni berkomunikasi dengan anak melalui pikiran bawah sadar. Jadi, orangtua memasukkan program-program positif melalui pikiran bawah sadar anak. Konsep dasarnya membentuk perilaku awal yang di-intervensi oleh metode hypnosis sehiungga terbentuk perilaku baru.



Hypnoparenting terbagi menjadi dua, yakni berkomunikasi dengan anak dan selftalk (komunikasi dengan diri sendiri). Kedua hal ini menjadi sangat penting dalam penerapan hypnoparenting, karena sebelum kita (orangtua) memberikan afirmasi positif terhadap anak, tentunya kita harus membentuk afirmasi positif terlebih dahulu pada diri sendiri. Cara berkomunikasi dengan anak pun terbagi lagi menjadi hypnosis formal (terdiri dari 20 teknik) dan hypnosis informal.

Baik hypnosis formal maupun hypnosis informal, keduanya dilakukan terhadap pikiran bawah sadar. Pikiran bawah sadar ini lah yang sesungguhnya secara dominan mengendalikan aktivitas dan perilaku anak sehari-hari, meliputi keyakinan, intuisi, persepsi, memori jangka panjang, dan kebiasaan (88%). Sementara pikiran sadar yang meliputi logika, analisis, dan kemampuan untuk memutuskan hanya berperan sebesar 12% saja.


Melakukan hypnosis terhadap pikiran bawah sadar bisa dilakukan terhadap siapapun pada usia berapapun. Namun, pada usia kanak-kanak 0-8 tahun, penerapan metode ini akan lebih efektif, karena pintu RAS (Reticular Activating System) atau penghubung antara pikiran sadar-bawah sadar selalu terbuka.

Secara umum, pintu RAS ini akan terbuka pada empat kondisi:

1.     1.  Gelombang alpha dan tetha, biasa dikenal juga dengan hypnosleep. Afirmasi positif dimasukkan menjelang tidur dan saat baru bangun tidur.
2.   2. Emosional. Saat emosi sedang memuncak merupakan saat yang tepat untuk memberikan pengaruh, misalnya saat sedang marah, sedih, dan bahagia.
3.     3.  Fokus. Dalam kondisi fokus, justru merupakan saat yang tepat untuk melakukan hypnosis. Jadi, saat anak sedang fokus bermain atau menonton TV (kondisi yang sering dikeluhkan orangtua sebagai penyebab anak cuek), berikanlah afirmasi positif tersebut secara ringkas, sederhana, dan berulang-ulang. Hypnosis bukanlah memberikan perintah, tetapi melakukan aktivasi terhadap pikiran bawah sadar. Wajar jika kita memberi suatu perintah lugas saat anak sedang fokus menonton TV tidak didengar, karena hal tersebut masuk ke pikiran sadar. Sedangkan yang kita lakukan dengan hypnosis adalah masuk ke dalam pikiran bawah sadar.
4.     4. Terkejut. Saat sedang terkejut juga merupakan kondisi saat pintu RAS yang menghubungkan pikiran sadar-bawah sadar terbuka.
Cara melakukan hypnosis adalah dengan bahasa sugesti. Bahasa sugesti ini memiliki persyaratan, yakni harus jelas dan sederhana, positif, personal, menggunakan time present tense, dan persisten (berulang-ulang).  Salah satu model kalimat hypnosis adalah mengawali afirmasi positif dengan kata “Entah mengapa”. Misalnya, “Entah mengapa, mulai hari ini, Aisyah adalah anak yang mudah mengucapkan maaf.” atau “entah mengapa, mulai hari ini, Rasyid rajin mendirikan salat lima waktu.”

Sebagai orangtua, kita juga harus sering melakukan selftalk positif untuk selalu berprasangka baik terhadap anak. Mengenali modalitas belajar anak juga penting dalam berkomunikasi efektif terhadap anak (karakter visual, auditi, kinestetik).
Sebagai simpulan, ada empat langkah untuk mencapai komunikasi efektif dan berpengaruh pada anak. Pertama, menjadi teladan yang baik. Kedua, melakukan hypnosis pada saat yang tepat. Ketiga, menerapkan selftalk positif. Keempat, mengenali modalitas belajar anak.


Tanya-Jawab

1.    1.   Bagaimana caranya menghilangkan bayangan buruk masa lalu, sehingga kita tidak mengulangi kesalahan yang sama dalam mendidik anak? Misalnya agar tidak marah saat anak tantrum?

Jawab: Menghilangkan sampah emosi, caranya dengan 1. Relaksasi (tarik nafas 3x), 2. Ubah gerakan (dari berdiri ke duduk), 3. Melihat ke atas dan mengucapkan syukur (“Alhamdulillah saya masih punya anak, dll..), dan 4. Buat anchor/engker dengan cara memeluk atau membatasi ruang dengan menghilangkan benda-benda berbahaya sampai tantrum anak selesai.


2.    2.   Bagaimana caranya menyamakan nilai dengan kerabat (misalnya kakek nenek) sehingga program-program yang masuk ke pikiran anak tidak kontradiktif?

Jawab: cara paling mudah adalah dengan menimpa program negatif dengan program positif. Jika sulit menyamakan nilai, tidak perlu dipaksa. Pikiran bawah sadar anak yang kita kendalikan agar pengaruh positif kita lebih besar.


3.       3. Sebagai guru, mengapa kalau ke anak orang lain lebih sabar daripada kepada anak sendiri?

Jawab: karena dalam mindset kita itu adalah amanah dari orang lain. Kita dibayar oleh sekolah/negara untuk mendidik mereka. Padahal, anak sendiri adalah amanah yang lebih besar, karena Allah Swt yang telah menitipkannya kepada kita untuk kita asuh dan kita didik. Jadi, seyogyanya anak sendiri bukanlah milik kita, melainkan juga titipan yang harus kita jaga baik-baik fitrahnya, jiwanya, dan raganya.

Wallahu a’lam bisshawab.

Kontak narasumber: 0818-0747-368 (Ibu Titik)