Tebak Ibukota

Rabu, 01 April 2015



Lagi kangen adik (pangais) bungsu yang sedang di tanah seberang bersama keluarga kecilnya. Buat refreshing sedikit lah yaa ^^
Masih ingat dialog kita ini, Dek?

Adik ke-2 : “Yogya itu ada di mana, Teh?”
Kakak ke-2 : “Tebak di mana? Jawa...”
Adik ke-2 : “Tengah. Itu ibukota Jawa Tengah ya?”
Kakak ke-2 : “Haduh, bukan.. Yogyakarta itu propinsi tersendiri. Kalau ibukota Jawa Tengah depannya S..”
Adik ke-2 : *diam*
Kakak ke-2 : “Huruf kedua E..”
Adik ke-2 : “Semarang.”
Kakak ke-2 : “Ampun deh, baru kemarin lulus SD masak udah lupa?”
Adik ke-2 : “Orang di SD gak belajar yang begituan.” *sambilmanyun*
Kakak ke-2 : “Yang benar? Ya sudah, sekarang belajar. Kalau ibukota Jawa Barat?”
Adik ke-2 : “Depok,” (kakak ke-2 melotot) “hehe..bercanda. Bandung kan?”
Kakak ke-2 : “Yup. Kalau Jawa Timur?”
Adik ke-2 : *diam*
Kakak ke-2 : “Huruf depannya S lagi.”
Adik ke-2 : *masihdiam*
Kakak ke-2 : “Huruf kedua U.”
Adik ke-2 : “Surabaya.”

Tiba-tiba adik ke-1 ikut nimbrung.
Adik ke-1 : “Lagi ngapain sih?”
Kakak ke-2 : “Nah ini dia, coba sama-sama ditest berdua. Ibukota Sumatera Barat?”
Kedua adik : *diam*
Kakak ke-2 : “Depannya P..”
Adik ke-2 : “Pontianak?”
Kakak ke-2 : -___-“ “Itu Kalimantan Barat. Itu loh.. yang banyak jadi restoran dan rumah makan..”
Adik ke-2 : “Padang.”
Kakak ke-2 : “Seratus. Kalau ibukota Bali? Depannya D..”
Adik ke-2 : “Denpasar.”
Kakak ke-2 : “Ibukota Kalimantan Selatan?”
 Adik ke-2 : *diam*

Satu menit kemudian.
Kakak ke-2 : “Depannya B..”
Adik ke-2 : *masihdiam*
Kakak ke-2 : “Banjar...”
Adik ke-2 : “Masin. Banjarmasin.”
Kakak ke-2 : “Sip. Banjarmasin.”
Adik ke-1 : “Aku baru denger,,,”
Kakak ke-2 : *menolehtidakpercaya* “Apa???”

Kakak ke-2 menyelesaikan tanya jawabnya dengan adik ke-2. Sekarang gilirannya bertanya pada adik ke-1.
Kakak ke-2 : “Ibukota Sulawesi Utara?”
Adik ke-1 : *mulaimemanyunkanbibir*
Adik ke-1 : “Kok aku gak dikasih clue?”
Kakak ke-2 : “Iya, iya. Depannya M..”
Adik ke-1 : “Ma..kassar.”
Kakak ke-2 : “Bukan, itu Sulawesi Selatan.”
Adik ke-1 : “Ma..lang.”
Kakak ke-2 : “Itu ada di Jawa, Dek...”


Dua menit kemudian.
Kakak ke-2 : “Astaghfirullah... ini berdua pada pernah SD nggak, sih?”
Adik ke-1 : *nyengir* “Enggak. Aku langsung kuliah.”
Kakak ke-2 : “Sudah. Ayo, dijawab.”
Adik ke-1 : *masihberpikir*
Kakak ke-2 : “Huruf terakhirnya O.”
Adik ke- 1 : “Ma..nado.”
Kakak ke-2 : “Sulawesi Tenggara?”
Adik ke-1 : “Jauh amat tenggara. Kalau Sulawesi Timur apa?”
Kakak ke-2 : “Tidak ada Sulawesi Timur dedeeee.... ada juga Sulawesi Tengah. Ingat bentuk Pulau Sulawesi
    kayak apa?”
Adik ke-1 : “Emmh...”
Kakak ke-2 : “Hayo, bentuknya seperti apa? Seperti huruf apa?”
Adik ke-1 : “Huruf K.”
Kakak ke-2 : “Tidak mungkin ada bagian timurnya kan? Ayo, jawab dulu. Ibukota Sulawesi Tenggara?
                   Depannya K.”
Adik ke-1 : *matamelihatkeatas*
Kakak ke-2 : “Belakangnya huruf I.”
Adik ke-1 : “Apaan, dong?”
Kakak ke-2 : “Kendari. Pernah denger?”
Adik ke-1 : *setengahmengangguk*
Kakak ke-2 : “Hhhh... Sekarang, Sulawesi Tengah?”
Adik ke-1 : “Huruf depannya?”
Kakak ke-2 : “P.”
Adik ke-1 : *kembalidiam* *matamelihatkeatas*
Kakak ke-2 : “Nama jenis alat perkakas di gudang.”
Adik ke-1 : “Pa...ku.”
Kakak ke-2 : “Tidak ada kota namanya Paku -,,-“
Adik ke-1 : “Pa...kuan?”
Kakak ke-2 : “Itu nama kereta, Dek. Alat yang buat mukul paku namanya apa?”
Adik ke-1 : “Palu.”

Kakak ke2 : “Sekarang kita ke Sumatera. Ibukota Sumatera Utara?”
Adik ke-1 : “Humm... kalo Padang tadi apa?”
Kakak ke-2 : “Itu Sumatera Barat. Itu kan belum setengah jam yang lalu, Dek..”
Adik ke-1 : “Ummh...”
Kakak ke-2 : “Huruf depannya M.”
Adik ke-1 : “Makassar...”
Kakak ke-2 : *menggeleng*
Adik ke-1 : “Manado....”
Kakak ke-2 : *menggeleng*
Kakak ke-2 : “Cuma lima huruf. Huruf kedua E.”
Adik ke-2 : “Eee..hehe... Medan.”

Kakak ke-2 : “Ibukota Riau?”
Adik ke-1 : “Ha? Ada ya?”
Kakak ke-2 : “Ada. Huruf depannya P.”
Adik ke-1 : “P lagi? Pontianak?”
Kakak ke-2 : “Itu kan sudah. Pontianak itu Kalimantan Barat.”
Adik ke-1 : “Hummm..”

Tiga menit kemudian, kakak ke-1 lewat.
Kakak ke-2 : “A, coba tebak, apa ibukota Riau?”
Kakak ke-1 : “Haa? Emang ada?”
Kakak ke-2 : “Arrggghhhh.... ini manusia apa-apaan sih?”

Kakak ke-2 mulai stres dan berteriak memanggil ibunya.
Kakak ke-2 : “Maaa.... Mama....”
Sang ibu : “Apa?”
Kakak ke-2 : “Mama tahu kan, nama ibukota Riau?”
Sang ibu : “Pekanbaru.”
Kakak ke-2 : “Mama seratus. Dede minus seratus!!”
Adik ke-1 : “Haa... iya, iya.”
Kakak ke-2 : “Coba sekarang Kalimantan. Kalimantan Barat tadi apa?”
Adik ke-1 : “Pontianak.”
Kakak ke-2 : “Kalau Kalimantan Timur?”
Adik ke-1 : *menggeleng*
Kakak ke-2 : “Depannya S. Sembilan huruf.”
Adik ke-1 : “Semarang?”
Kakak ke-2 : “Kenapa balik lagi ke Jawa, dah?! Itu Jawa Tengah, sayang....”
Adik ke-1 : “Hoo... iya. Terus?”
Kakak ke-2 : “Kalimantan Timur itu Samarinda. Pernah dengar?”

Adik ke-1 mengangguk polos. Kakak ke-2 hanya mampu berpikir bahwa sang adik mengangguk untuk mencegah stres kepala dan sakit perut sang kakak bertambah parah.

Kakak ke-2 : “Sekarang Kalimantan Tengah?”
Adik ke-1 : “Clue-nya?”
Kakak ke-2 : “Huruf depannya P, huruf terakhir A. Dua belas huruf.”
Adik ke-1 : “Banyak banget? Diskon hurufnya boleh, nggak?”
Kakak ke-2 : “Memangnya obralan harga?”

Lima menit kemudian.
Adik ke-1 : “Nyerah.”
Kakak ke-2 : “Palangkaraya.”
Kakak ke-2 : “Ya sudah, sekarang ke Indonesia Timur lagi. Kalau Maluku ibukotanya apa?”
Adik ke-1 : “Errr....”
Kakak ke-2 : “Nama jenis pisang.”
Adik ke-1 : “Ambon.”
Kakak ke-2 : “Sip.”

Kakak ke-2 : “Sekarang ibukota negara, deh. Amerika ibukotanya New York atau Nu York?”
Adik ke-1 : “Eee... bukannya Washington DC yah?”
Kakak ke-2 : “Tuh, pinter. Kalau Ingggris?”
Adik ke-1 : “Mmm... Paris. Eh, Lon..don?”
Kakak ke-2 : “Perancis?”
Adik ke-1 :  “Paris.”
Kakak ke-2 : “Italia?”
Adik ke-1 : *berpikir*
Kakak ke-2 : “Nama merek biskuit..”
Adik ke-1 : “Oh.. Monde.”
Kakak ke-2 : *tepokjidat*
Adik ke-1 : “Nissin?”
Kakak ke-2 : “Itu merek wafer, bukan biskuit. Biskuit yang terkenal itu... biskuit yang biasa aja...”
Adik ke-1 : “Biskuit... Roma.”
Kakak ke-2 : “Roma. Pernah dengar, kan?”
Adik ke-1 : “Iyalaaah....”
Kakak ke-2 : “Kalau Korea ibukotanya apa?”
Adik ke-1 : “Seoul.”
Kakak ke-2 : “Giliran Korea aja cepat jawabnya. Kalau Cina?”
Adik ke-1 : “Mmm... Shanghai?”
Kakak ke-2 : “Shanghai itu tempatnya syuting Kabut Cinta. Kalau ibukotanya yang banyak di film-film Cina
    yang dulu tuh, pas dede masih kecil.”
Adik ke-1 : “Yee..aku mana ingat?”
Kakak ke-2 : “Huruf depannya B.”
Adik ke-1 : “Bandung?”
Kakak ke-2 : “Cina dek, Cinaaaa.... Namanya Beijing .”

Kakak ke-2 : “Ibukota Jepang?”
Adik ke-1 : “Tokyo.”
Kakak ke-2 : “Sekarang negara tetangga. Ibukota Malaysia?”
Adik ke-1 : “Emmmh...”
Kakak ke-2 : “Ada dua kata.”
Adik ke-1 : “Itu.. aduh, ini udah hampir ingat.”
Kakak ke-2 : “Kata keduanya bisa nama jenis kue, bisa nama jenis tanah gitu..”
Adik ke-1 : “Kuala Lumpur.”
Kakak ke-2 : “Yup. Eh, ya ampun... itu kaos yang dede pakai kan kaos KL???”
Adik ke-1 : “Eh, iya ya..” *tepokjidat*

Kakak ke-2 : “Kalau Australia tahu, nggak?”
Adik ke-1 : “Tunggu, tunggu. Ini pernah ada di film-nya Mo Hyuk. Hmm... Canberra.”
Kakak ke-2 : “Hihii... kalau ada di film ingatnya permanen yah? Sip, betul.”
Kakak ke-2 : “Sekarang ke Asia lagi. Ibukota Thailand?”
(Ingatan adik ke-1 mulai macet lagi)
Kakak ke-2 : “Nama jenis buah yang biasa dijual di supermarket gitu..”
Adik ke-1 : “Montong!”
Kakak ke-2 : “AllahuRabbi....” *sakitperut*


-catatan 21 Maret 2014-



0 komentar:

Posting Komentar