Metode hypnosis menjelang anak tidur |
Peringatan Hari Kartini di Kota
Bogor tahun ini dimeriahkan oleh salah satu kegiatan peragaan busana adat untuk
anak dan seminar parenting bersama seorang
praktisi hypnoparenting, Ibu Titik Maryani, SE.Ak. CHt. dengan tema “Tips &
Trik Membangun Komunikasi yang Efektif dan Berpengaruh pada Anak”. Saya ingin
sedikit berbagi hasil seminar yang saya ikuti bersama komunitas Cacabun (Cerita
Cinta Ibu dan Anak). Semoga bermanfaat ya.
Seminar ini dibawakan oleh seorang
praktisi hypnoparenting, Ibu Titik Maryani, SE.Ak. CHt. Acara seminar diawali
dengan melakukan senam otak bersama, dilanjutkan dengan permainan ilusi mata
untuk menguji konsentrasi para peserta seminar. Lumayan, penyegaran di siang
hari yang biasanya membawa kantuk dan sulit fokus. Hehe... Setelah para peserta
yang didominasi kaum ibu fokus, barulah materi dimulai.
Secara singkat materi seminar
berisi tentang definisi komunikasi efektif dan penerapan metode hypnoparenting dalam mencapai komunikasi
efektif terhadap anak. Komunikasi dibagi menjadi komunikasi verbal (tulis,
lisan) dan komunikasi non-verbal (mimik, intonasi, ekspresi, sentuhan, isyarat,
gerakan tubuh, dll.). Efektif dalam
komunikasi bermakna tepat sasaran dan sesuai dengan tujuan komunikasi. Lalu apa
sajakah tantangan berkomunikasi dengan anak pada masa sekarang?
Beberapa orangtua menyampaikan
bahwa kondisi anak-anak sekarang lebih cuek, susah kalau dipanggil atau diminta
tolong. Ada pula yang mengeluhkan bahwa kalau anak sudah fokus sama televisi
dan gadget, akan menjadi lebih cuek dan apatis lagi. Tantangan lainnnya adalah
anak-anak zaman sekarang lebih ‘berani’ pada orangtua. Orangtua berkata satu
kata, mereka membalas seribu kata. Ada banyak tantangan dan permasalahan
lainnya yang dikeluhkan oleh para orangtua.
Sejenak marilah kita saksikan
video tentang “Nilai Mama” terhadap anak berikut https://www.youtube.com/watch?v=pxt5S4ZgTAU (“Nilai Mama”).
Bagi para orangtua, khususnya ibu
yang lebih banyak berinteraksi dengan anak, ada berbagai macam perilaku anak
yang membuat ibu kesal dan lelah. Sang ibu pun memberikan nilai negatif
terhadap anak. Namun, tahukah bahwa bagi anak, sosok ibu adalah ‘dunia’
baginya?
Pada dasarnya, tidak ada anak
yang bermasalah. Semua kesalahan yang dilakukan anak adalah karena kesalahan
program yang dimasukkan ke dalam pikiran anak. Bu Titik menyampaikan bahwa
secara umum 77% program yang dimasukkan ke pikiran anak adalah salah. Darimana
sajakah program-program tersebut masuk? Dari lingkungan. Dan lingkungan
terdekat anak adalah orangtua. Selanjutnya kerabat (termasuk yang tinggal
bersama di rumah), teman, guru, televisi, internet, dan buku. Padahal setiap
anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, orangtua-nya lah yang menjadikan ia
seorang yahudi, nasrani, atau majusi (HR. Bukhari no.1296). Termasuk perilaku
anak juga adalah cerminan dari orangtua dan lingkungannya.
Lihat video https://www.youtube.com/watch?v=5JrtpCM4yMM (“Children See Children Do”).
Selanjutnya adalah pembahasan
mengenai hypnoparenting. Hypnoparenting merupakan seni berkomunikasi dengan
anak melalui pikiran bawah sadar. Jadi, orangtua memasukkan program-program
positif melalui pikiran bawah sadar anak. Konsep dasarnya membentuk perilaku
awal yang di-intervensi oleh metode hypnosis sehiungga terbentuk perilaku baru.
Hypnoparenting terbagi menjadi
dua, yakni berkomunikasi dengan anak dan selftalk (komunikasi dengan diri
sendiri). Kedua hal ini menjadi sangat penting dalam penerapan hypnoparenting,
karena sebelum kita (orangtua) memberikan afirmasi positif terhadap anak,
tentunya kita harus membentuk afirmasi positif terlebih dahulu pada diri sendiri.
Cara berkomunikasi dengan anak pun terbagi lagi menjadi hypnosis formal (terdiri
dari 20 teknik) dan hypnosis informal.
Melakukan hypnosis terhadap
pikiran bawah sadar bisa dilakukan terhadap siapapun pada usia berapapun. Namun,
pada usia kanak-kanak 0-8 tahun, penerapan metode ini akan lebih efektif,
karena pintu RAS (Reticular Activating System) atau penghubung antara pikiran
sadar-bawah sadar selalu terbuka.
Secara umum, pintu RAS ini akan
terbuka pada empat kondisi:
1. 1. Gelombang alpha dan tetha, biasa
dikenal juga dengan hypnosleep. Afirmasi positif dimasukkan menjelang tidur dan
saat baru bangun tidur.
2. 2. Emosional. Saat emosi sedang memuncak
merupakan saat yang tepat untuk memberikan pengaruh, misalnya saat sedang
marah, sedih, dan bahagia.
3. 3. Fokus. Dalam kondisi fokus, justru
merupakan saat yang tepat untuk melakukan hypnosis. Jadi, saat anak sedang
fokus bermain atau menonton TV (kondisi yang sering dikeluhkan orangtua sebagai
penyebab anak cuek), berikanlah afirmasi positif tersebut secara ringkas,
sederhana, dan berulang-ulang. Hypnosis bukanlah memberikan perintah, tetapi
melakukan aktivasi terhadap pikiran bawah sadar. Wajar jika kita memberi suatu
perintah lugas saat anak sedang fokus menonton TV tidak didengar, karena hal
tersebut masuk ke pikiran sadar. Sedangkan yang kita lakukan dengan hypnosis
adalah masuk ke dalam pikiran bawah sadar.
4. 4. Terkejut. Saat sedang terkejut juga
merupakan kondisi saat pintu RAS yang menghubungkan pikiran sadar-bawah sadar
terbuka.
Cara melakukan hypnosis adalah
dengan bahasa sugesti. Bahasa sugesti ini memiliki persyaratan, yakni harus jelas dan sederhana, positif, personal,
menggunakan time present tense, dan persisten
(berulang-ulang). Salah satu model
kalimat hypnosis adalah mengawali afirmasi positif dengan kata “Entah mengapa”.
Misalnya, “Entah mengapa, mulai hari ini, Aisyah adalah anak yang mudah
mengucapkan maaf.” atau “entah mengapa, mulai hari ini, Rasyid rajin mendirikan
salat lima waktu.”
Sebagai orangtua, kita juga harus
sering melakukan selftalk positif untuk selalu berprasangka baik terhadap anak.
Mengenali modalitas belajar anak juga penting dalam berkomunikasi efektif
terhadap anak (karakter visual, auditi, kinestetik).
Sebagai simpulan, ada empat
langkah untuk mencapai komunikasi efektif dan berpengaruh pada anak. Pertama,
menjadi teladan yang baik. Kedua, melakukan hypnosis pada saat yang tepat. Ketiga,
menerapkan selftalk positif. Keempat, mengenali modalitas belajar anak.
Tanya-Jawab
1. 1. Bagaimana
caranya menghilangkan bayangan buruk masa lalu, sehingga kita tidak mengulangi
kesalahan yang sama dalam mendidik anak? Misalnya agar tidak marah saat anak
tantrum?
Jawab: Menghilangkan sampah emosi, caranya dengan 1. Relaksasi (tarik nafas 3x), 2. Ubah gerakan (dari berdiri ke duduk), 3. Melihat ke atas dan mengucapkan syukur (“Alhamdulillah saya masih punya anak, dll..), dan 4. Buat anchor/engker dengan cara memeluk atau membatasi ruang dengan menghilangkan benda-benda berbahaya sampai tantrum anak selesai.
2. 2. Bagaimana
caranya menyamakan nilai dengan kerabat (misalnya kakek nenek) sehingga
program-program yang masuk ke pikiran anak tidak kontradiktif?
Jawab: cara paling mudah adalah dengan menimpa program negatif dengan program positif. Jika sulit menyamakan nilai, tidak perlu dipaksa. Pikiran bawah sadar anak yang kita kendalikan agar pengaruh positif kita lebih besar.
3. 3. Sebagai
guru, mengapa kalau ke anak orang lain lebih sabar daripada kepada anak
sendiri?
Jawab: karena dalam mindset kita itu adalah amanah dari orang lain. Kita dibayar oleh sekolah/negara untuk mendidik mereka. Padahal, anak sendiri adalah amanah yang lebih besar, karena Allah Swt yang telah menitipkannya kepada kita untuk kita asuh dan kita didik. Jadi, seyogyanya anak sendiri bukanlah milik kita, melainkan juga titipan yang harus kita jaga baik-baik fitrahnya, jiwanya, dan raganya.
Wallahu a’lam
bisshawab.
Kontak narasumber:
0818-0747-368 (Ibu Titik)